(Zoroaster)
1.
PEMBANGUNANNYA
Agama majusi disebut
sebagai juga agama Zoroaster, nama ini dinisbahkan kepada pembangunnya, yaitu
Zarathustra, seorang dari suku Spitama yang hidup kira-kira tahun 660-583
sebelum Masehi. Ia anak dari Porushasp dan ibunya benama Dughdova.
Spitama Zarathustra
dilahirkan di Iran (Propinsi Persia). Sejak umur 20 tahun ia mulai tafakur dan
mengembara, menitik beratkan berbuat baik kepada fakir miskin dan kepada
binatang. Lebih sepuluh tahun Zarathustra bekerja di tengah-tengah orang miskin
dan orang yang memerlukan pertolongan. Pikirannya selalu dipusatkan kepada
rencana-rencana dan usaha-usaha untuk meringankan penderitaan manusia, tapi
ternyata bahwa kemelaratan dan kesengsaraan itu selalu ada pada tiap-tiap
manusia tidak habis-habisnya.
2.
ASAL MULANYA
Menurut tjeritera kuno,
Zarathustra dilahirkan dalam keadaan senyum simpul, menghadapkan muka dan
menadahkan kedua tangannya ke langit. Pada waktu lahirnya terjadilah beberapa
peristiwa ajaib sebagai tanda kebesaran dan kebenarannya. Setelah dia dewasa
banyak orang membencinya dan dengki kepadanya, malahan bermaksud untuk
membunuhnya. Karena itu ia pergi mengembara, meninggalkan kampung halamannya mengarungi
sahara, sehingga ia menerima seperti wahyu. Ketika itu Zoroaster sedang
duduk-duduk didepan gua ditepi gunung tempat pertapaannya, diwaktu menjelang
terbenam matahari, dalam keadaan itu Zoroaster tiba-tiba melonjak gembira,
karena beliau merasa seperti ada ilham kebijaksanaan yang dating padanya.
Dengan meninggalkan badan
jasmaninya, ia dituntun oleh Vohu Mano, seorang makhluk halus disisi Tuhan,
untuk menghadap Tuhan, kemudian ia diberi sabda Tuhan dan diberi tahu tanda
bukti yang agung. Sejak mulai itu beliau sering menerima wahyu Tuhan ia
mendapat perlawanan dari pihak "Kejahatan", tetapi selalu menang.
3.
PENGIKUTNYA
Dengan giat dan patuh
beliau mengembangkan agamanya. Seorang raja dikota Balk yang bernama raja Kavi
Visshtaspa jadi pengikutnya yang patuh dan setia. Raja tersebut masuk dengan
kesadaran, setelah berdebat dengan Zarathustra selama tiga hari tiga malam
menyatakan kebenaran agama yang dibawa oleh Zarathustra. Akhirnya agama
Zoroaster menjadi agama bangsa Media dan bangsa Persia dan menjadi agama
Nasional, yakni agama yang dipeluk oleh segenap bangsa Persia dan bangsa Media.
Pada masa pemerintahan
Maharaja Cyrus dan Darius agama Zoroaster mengalami zaman keemasan, kemajuan
dimana-mana timbul. Disamping merupakan agama Nasional bagi bangsa Persia, juga
tampaknya akan menjadi agama dunia, pada waktu itu. Tapi setelah 3 abad
Zoroaster meninggal dunia, Iskandar Agung menaklukkan Persia dan ia membasmi
kitab-kitab Zendavesta dan mengganti agama Zoroaster dengan agama Yunani yang
sudah ada pada waktu itu. Agama Zoroaster sedikit demi sedikit tertekan kebawah
dan pengikutya makin pudar pengaruhnya.
Setelah daulah Sasanid
II memegang pemerintahan, agama ini kembali meningkat kemajuannya sampai 329
tahun selama Daulah Sasan menguasai Persia.
Setelah Islam masuk ke
Persia pada tahun 638 Masehi, maka Islam menyapu bersih agama Zoroaster yang
masih ada disana, dan sejak saat itulah agama Islam mengambil tempat yang baik
dan bangsa Persia mengganti agamanya dengan Islam.
Sekarang penganut agama
Zoroaster berjumlah kira-kira 125.000 orang, diantaranya 10.000 jiwa tinggal di
Persia, yakni di kota-kota Sjiraz, Isfahan, Taheran dan lain-lain. Di Baku
(Transcaucasia Rusia) juga ada pengikut agama ini, tetapi yang terbanyak
dipantai Barat India, terutama di Bombay. Mereka sering disebut Parse dan
agamanya Parseeism.
4.
KEPERCAYAANNYA
Menurut kitab Al-Milal
wan-Nihal, agama Zoroaster itu beribadah kepada Tuhan Allah dan ingkar terhadap
syaitan, serta menyuruh berbuat baik melarang berbuat jahat.
Menilik hal tersebut di
atas, maka Zarathustra adalah pemimpin agama yang mengajarkan kepercayaan Allah
yang tidak maujud (abstrak), Allah yang tak dapat dipegang atau dilihat. Allah
yang dimaksud itu ialah Ahura Mazda yang menciptakan segala yang baik yang
dapat kita ketahui dari pekerjaannya.
Disamping Ahura Mazda
ada lagi dzat yang juga menguasai alam ini dan berdiri sendiri terpisah dari
Ahura Mazda yang menciptakan segala yang baik yang dapat kita terwujudnya alam.
Jadi alam ini terjadi
dari gabungan kedua kekuatan yaitu Ahura Mazda dan Ahriman, atau cahaya dan
gelap, Ahura Mazda Tuhannya cahaya yang menjadikan segala sesuatu serba baik,
dan Ahriman ialah Tuhannya gelap yang menguasai dan menjadikan kegelapan dan
segala yang jahat.
Manusia hidup karena dihidupi
oleh Ahura Mazda dan manusia mati karena dibunuh oleh Ahriman. Segala
pertentangan didunia ini berasal dari dua kekuasaan yang maha besar, yaitu
kekuasaan Ahura Mazda dan Ahriman. Siang dan malam, terang dan gelap, hidup dan
mati semuanya tak dapat dipisahkan, pasti terjadi.
Pertentangan dan
perjuangan antara Ahura Mazda dan Ahriman ini akan terus menerus berlaku satu
sama lain tak dapat kalah mengalahkan. Ajaran seperti inilah yang disebut
dualisme.
Perbedaan sifat antara
Ahura Mazda dengan Ahriman ialah, zat Ahura Mazda bersifat qidam dan baqa,
tiada permulaan dan tiada berakhir, tetapi zat Ahriman ialah ada permulaannya
da nada akhirnya, dan Ahriman bukan makhluk dari Ahura Mazda.
Penganut agama ini
disebut pemuja api, sebab dalam gerejanya selalu tersimpan api yang terus
menerus menyala.
Bagi mereka api itu
suci, tetapi bukan api saja yang suci, air dan tanahpun suci dan kudus. Bila
seseorang meninggal, jenazahnya tidak dibakar seperti kebiasaan bangsa Hindu
karena takut membuat api yang suci itu menjadi kotor. Tidak pula boleh dilempar
didalam laut dan dikubur dalam tanah, karena takut tanah dan air yang sucui itu
menjadi kotor.
Mereka meletakkan
jenazahnya diatas menara yang tinggi yang disebut menara Diam (Tower of
silence), disitulah mayat ditinggalkan hingga habis dimakan burung dan tinggal
tulang-tulangnya saja.
Diantara pelajaran Zoroaster
yang penting ialah: sebaik-baik pekerjaan dan amal manusia ialah bertani dan
beternak. Ia mengajar rakyat supaya giat bekerja sehingga ia melarang umatnya
berpuasa, sebab puasa dapat dianggap melemahkan bekerja. Mereka sangat benci
kepada orang yang hanya mau meminta pembagian hasil pekerjaannya. Karena itu
mereka memuja Ahura Mazda, bukan untuk dapat ke Nirwana, melainkan untuk panen
mereka agar berlimpah-limpah atau mencari kemenangan atas musuhnya.
Kepercayaan lainnya
ialah bila sampai saatnya dating hari kiamat, manusia menerima balasan, mereka
melalui jembatan Tjinwat, yaitu bila seseorang jahat, jatuhlah ia dari jembatan
dan masuklah keneraka, dan jika seseorang itu tulus, maka dapat melintasi
jembatan itu dengan selamat terus ke surga.
Semua roh yang jahat
adalah makhluk Ahriman yang akhirnya dapat dibinasakan oleh Ahura Mazda,
sehingga kelak dunia ini menjadi suci tak kena rusak dan mati, dan sempurnalah
dunia ini kekal abadi selamanya.
5.
KITAB SUCINYA
Sebagai bahan pertama
untuk mengetahui agama ini, hanyalah sebuah kitab yang diberi nama Zendavesta.
Kitab ini ditulis oleh Zarathustra pada masa hajatnya, dan kitab ini berisi:
1.
Nyanyian-nyanyian
2.
Doa untuk sembahyang dan melakukan adat
istiadat
3.
Upacara-upacara berqurban dan sajian
4.
Peraturan-peraturan dan Undang-undang.
Menurut cerita mereka,
bahwa pada zaman Iskandar Agung, raja Macedonia menaklukkan Persia (tiga abad
setelah Zoroaster meninggal dunia) dia membakar kitab Zendavesta (avestas) dan
mengganti agama Zoroaster dengan agama Yunani pada waktu itu, tapi tidak
semuanya musnah.
Ketika penjajahan
Yunani berakhir pada tahun 256 s.M. berdirilah pemerintahan raja Parthia, salah
seorang rajanya mengumpulkan tulisan-tulisan yang masih ketinggalan dan
menambah bagian-bagian yang musnah dari hafalan para pendeta-pendetanya. Oleh
karena itu Zendavesta yang sekarang masih ada, menurut penyelidikan para ahli,
tidak asli lagi melainkan ada pengaruh-pengaruh dari pengikut-pengikutnya dua
atau tiga abad sesudah Zarathustra.
Mulai-mula kitab ini
memakai bahasa Zend asli (Bahasa Persia Kuno), tetapi karena memakai bahasa ini
makin lama makin tidak dapat dimengerti orang maka pada waktu pemerintahan Daulah
Sasanid (218-638) diusahakan terjemahannya dan keterangannya dalam bahasa
Pahlevi (Bahasa Persia Pertengahan). Demikian maka Zendavesta
6.
AJARAN AKHLAK DAN
AMAL
Pelajaran akhlak dan
amal dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Harus
taat menyembah Ahura Mazda, berbuat baik kepada Zarathustra, setia kepada
undang-undang, serta memberikan qurban dan sajian-sajian dan amal ibadah
lainnya.
- Merencanakan
pekerjaan agama ini dengan mengembangkan kebaikan dan melenyapkan sekalian
kejahatan.
- Segala
pembunuhan terhadap apa saja yang dilakukan serta merampok, mencuri,
menjarah dan sebagainya dipandang dosa besar dan akan mengakibatkan siksa
dihidup kemudian. Karena itu maka orang yang melakukan dosa-dosa itu harus
bertaubat membersihkan diri dan menjalani hukuman. Taubat ialah
memberihkan diri dari dosa dengan melakukan amalan yang baik-baik dan
membaca mantera-mantera yang panjang.
Hukuman ada
bermacam-macam dan bertingkat-tingkat, misalnya hukuman pukul, 5 sampai 1000
pukulan.
Hokum bunuh dikenakan
kepada yang menjalankan sodomi, menyamun, membakar mayat atau membiarkan mayat
ditanah sampai lebih dua tahun.
Adat istiadat dan upacara
perkawinan, memelihara mayat dan menjalankan upacara qurban, dilakukan dan
menjadi kawajiban para para pendeta. Api yang selalu menyala ditempatkan
dicandi Bahram.
Mayat dianggap majis
karena itu tidak boleh seorangpun menyentuh atau membawa mayat, kecuali pendeta
atau orang yang ditentukan tugasnya memelihara dan membawa mayat kedacha atau
Menara Diam (Tower of silence).
7. KEPADA KEYAKINAN MALAIKAT
Agama Zoroaster
mempelajari adanya beberapa malaikat yang diberi tugas untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Dr. Ghallab menerangkan
bahwa dalam Zendavesta ada diterangkan tentang beberapa malaikat wazir dari
Ahura Mazda. Malaikat itu memegang jabatan-jabatan khusus yaitu:
- Pikiran
yang baik
- Keutamaan
- Pekerjaan
yang disenangi
- Melepaskan
hak dengan suka rela
- Kesehatan
dan
- keabadian
disamping itu ada
beberapa malaikat lainnya untuk melakukan berbagai urusan seperti akhlak dan
kebendaan. Lama-kelamaan jumlah malaikat itu makin banyak, hingga agama ini menyerupai
agama sebelumnya. Api, angin, air dan tanah dipuja lagi; matahari, bulan dan
malaikat dianggap Tuhan. Tetapi semua pujaan itu tetap dibawah kekuasaan Ahura
Mazda sebagai kekuasaan tertinggi.
Berbarengan dengan
adanya malaikat yang baik. Ada pula roh-roh jahat yang dikepalai oleh Ahriman
yang menjelma menjadi ular, katak atau binatang yang jelek bentuk rupanya. Lama
kelamaan keyakinan itu berubah lagi bahwa roh-roh yang jahat itu ialah malaikat
yang mengatur keburukan yang jumlahnya sama dengan malaikat yang mengatur
kebaikan.
8.
ROH DAN ALAM AKHIRAT
Dalam ajaran Zoroaster
manusia itu terdiri dari tubuh dan roh. Tubuh tersusun dari daging, tulang,
tenaga hidup dan rupa. Roh terdiri dari lima bagian yaitu:
- Jiwa,
akal dan ilham
- Agama,
hati kecil dan wahyu
- Perasaan
dan perasaan batin
- Roh
yang sangat halus
- Roh
dari langit yaitu hakikat manusia yang sebenarnya.
Apabila seseorang
meninggal dunia, rohnya tidak langsung meninggalkannya, tetapi berada di
dekatnya selama 3 hari. Kalau roh itu roh orang suci datanglah angin yang wangi
membawa roh itu kepada seorang gadis cantik, dan kalau dia roh dari orang
jahat, datanglah angina busuk. Perempuan cantik dan buruk itu gambaran
amalannya didunia.
Perempuan-perempuan itu
membawanya kemuka pengadilan untuk ditimbang amalnya, kemudian setelah selesai
terus menanti kejembatan yang disebut tjinwat. Bagi mereka yang baik terus
kesurga dan orang yang jahat terus keneraka. Artinya bagi yang baik akan hidup
bersama Ahura Mazda dan yang jahat akan hidup bersama Ahriman yaitu kegelapan.
Bagi orang yang sama-sama beratnya antara kejahatan dan kebaikannya akan
ditempatkan lebih dahulu antara langit dan bumi sambil menunggu keputusan atas
dirinya.
PANDANGAN ISLAM DAN ULASAN
1. Zarathustra
hidup pada zaman sebelum pintu kenabian tertutup. Maka ada orang berpendapat:
Besar kemungkinan bahwa Zoroaster pada mulanya adalah agama yang berdasarkan
wahyu Ilahi.
Dalam Al-Qur'an s.Yunus 47 Tuhan
berfirman: "Walikulli ummatin rasulun" artinya: "Untuk
tiap-tiap ummat itu ada rasul". Dan lagi dalam s.Al-Mukmin ayat 78
Tuhan berfirman yang artinya: "Sesungguhnya telah Kami utus beberapa
orang rasul sebelum engkau, diantaranya ada yang Kami ceritakan riwayatnya dan
diantaranya ada yang tidak Kami ceritakan kepada engkau".
Tetapi pada zaman sekarang ajaran
Zarathustra yang asli sudah tidak ada lagi, yang ada hanya pengajaran beliau
yang sudah rusak dan dikotori tangan manusia seperti halnya agama Yahudi.
2. Orang
Majusi tidak menyembah berhala, dan mengaku sebagai muwahhidin (monotheist).
Tapi dalam candi mereka, terdapat "api" yang walaupun mereka mengaku
tidak menyembah api dan menganggap matahari sebagai sumber cahaya dan api
sebagai lambing Ahura Mazda, namun memuliakan sesuatu sampai melampaui batas,
berarti juga mempertuhan barang itu, yang dengan sendirinya tidak sesuai dengan
ajaran Islam. Orang Majusi dikenal orang, sebagai "Fire workshipper"
(penyembah api).
3. Dengan
faham dualism yang masing-masing mempunyai kekuasaan sendiri-sendiri, berarti
mengurangi sifat ke-Maha-Kuasaan Allah dan Esaan Allah. Oleh karena itu
pengajaran Majusi tentang ketuhanan dapat dianggap bukan monotheisme murni,
tetapi samatjam monotheisme (yakni pertengahan antara monotheisme dengan
polytheisme).
No comments:
Post a Comment