Wednesday, November 7, 2018

AGAMA MAJUSI



(Zoroaster)

1.      PEMBANGUNANNYA
Agama majusi disebut sebagai juga agama Zoroaster, nama ini dinisbahkan kepada pembangunnya, yaitu Zarathustra, seorang dari suku Spitama yang hidup kira-kira tahun 660-583 sebelum Masehi. Ia anak dari Porushasp dan ibunya benama Dughdova.
Spitama Zarathustra dilahirkan di Iran (Propinsi Persia). Sejak umur 20 tahun ia mulai tafakur dan mengembara, menitik beratkan berbuat baik kepada fakir miskin dan kepada binatang. Lebih sepuluh tahun Zarathustra bekerja di tengah-tengah orang miskin dan orang yang memerlukan pertolongan. Pikirannya selalu dipusatkan kepada rencana-rencana dan usaha-usaha untuk meringankan penderitaan manusia, tapi ternyata bahwa kemelaratan dan kesengsaraan itu selalu ada pada tiap-tiap manusia tidak habis-habisnya.

2.      ASAL MULANYA
Menurut tjeritera kuno, Zarathustra dilahirkan dalam keadaan senyum simpul, menghadapkan muka dan menadahkan kedua tangannya ke langit. Pada waktu lahirnya terjadilah beberapa peristiwa ajaib sebagai tanda kebesaran dan kebenarannya. Setelah dia dewasa banyak orang membencinya dan dengki kepadanya, malahan bermaksud untuk membunuhnya. Karena itu ia pergi mengembara, meninggalkan kampung halamannya mengarungi sahara, sehingga ia menerima seperti wahyu. Ketika itu Zoroaster sedang duduk-duduk didepan gua ditepi gunung tempat pertapaannya, diwaktu menjelang terbenam matahari, dalam keadaan itu Zoroaster tiba-tiba melonjak gembira, karena beliau merasa seperti ada ilham kebijaksanaan yang dating padanya.
Dengan meninggalkan badan jasmaninya, ia dituntun oleh Vohu Mano, seorang makhluk halus disisi Tuhan, untuk menghadap Tuhan, kemudian ia diberi sabda Tuhan dan diberi tahu tanda bukti yang agung. Sejak mulai itu beliau sering menerima wahyu Tuhan ia mendapat perlawanan dari pihak "Kejahatan", tetapi selalu menang.

3.      PENGIKUTNYA
Dengan giat dan patuh beliau mengembangkan agamanya. Seorang raja dikota Balk yang bernama raja Kavi Visshtaspa jadi pengikutnya yang patuh dan setia. Raja tersebut masuk dengan kesadaran, setelah berdebat dengan Zarathustra selama tiga hari tiga malam menyatakan kebenaran agama yang dibawa oleh Zarathustra. Akhirnya agama Zoroaster menjadi agama bangsa Media dan bangsa Persia dan menjadi agama Nasional, yakni agama yang dipeluk oleh segenap bangsa Persia dan bangsa Media.
Pada masa pemerintahan Maharaja Cyrus dan Darius agama Zoroaster mengalami zaman keemasan, kemajuan dimana-mana timbul. Disamping merupakan agama Nasional bagi bangsa Persia, juga tampaknya akan menjadi agama dunia, pada waktu itu. Tapi setelah 3 abad Zoroaster meninggal dunia, Iskandar Agung menaklukkan Persia dan ia membasmi kitab-kitab Zendavesta dan mengganti agama Zoroaster dengan agama Yunani yang sudah ada pada waktu itu. Agama Zoroaster sedikit demi sedikit tertekan kebawah dan pengikutya makin pudar pengaruhnya.
Setelah daulah Sasanid II memegang pemerintahan, agama ini kembali meningkat kemajuannya sampai 329 tahun selama Daulah Sasan menguasai Persia.
Setelah Islam masuk ke Persia pada tahun 638 Masehi, maka Islam menyapu bersih agama Zoroaster yang masih ada disana, dan sejak saat itulah agama Islam mengambil tempat yang baik dan bangsa Persia mengganti agamanya dengan Islam.
Sekarang penganut agama Zoroaster berjumlah kira-kira 125.000 orang, diantaranya 10.000 jiwa tinggal di Persia, yakni di kota-kota Sjiraz, Isfahan, Taheran dan lain-lain. Di Baku (Transcaucasia Rusia) juga ada pengikut agama ini, tetapi yang terbanyak dipantai Barat India, terutama di Bombay. Mereka sering disebut Parse dan agamanya Parseeism.

4.      KEPERCAYAANNYA
Menurut kitab Al-Milal wan-Nihal, agama Zoroaster itu beribadah kepada Tuhan Allah dan ingkar terhadap syaitan, serta menyuruh berbuat baik melarang berbuat jahat.
Menilik hal tersebut di atas, maka Zarathustra adalah pemimpin agama yang mengajarkan kepercayaan Allah yang tidak maujud (abstrak), Allah yang tak dapat dipegang atau dilihat. Allah yang dimaksud itu ialah Ahura Mazda yang menciptakan segala yang baik yang dapat kita ketahui dari pekerjaannya.
Disamping Ahura Mazda ada lagi dzat yang juga menguasai alam ini dan berdiri sendiri terpisah dari Ahura Mazda yang menciptakan segala yang baik yang dapat kita terwujudnya alam.
Jadi alam ini terjadi dari gabungan kedua kekuatan yaitu Ahura Mazda dan Ahriman, atau cahaya dan gelap, Ahura Mazda Tuhannya cahaya yang menjadikan segala sesuatu serba baik, dan Ahriman ialah Tuhannya gelap yang menguasai dan menjadikan kegelapan dan segala yang jahat.
Manusia hidup karena dihidupi oleh Ahura Mazda dan manusia mati karena dibunuh oleh Ahriman. Segala pertentangan didunia ini berasal dari dua kekuasaan yang maha besar, yaitu kekuasaan Ahura Mazda dan Ahriman. Siang dan malam, terang dan gelap, hidup dan mati semuanya tak dapat dipisahkan, pasti terjadi.
Pertentangan dan perjuangan antara Ahura Mazda dan Ahriman ini akan terus menerus berlaku satu sama lain tak dapat kalah mengalahkan. Ajaran seperti inilah yang disebut dualisme.
Perbedaan sifat antara Ahura Mazda dengan Ahriman ialah, zat Ahura Mazda bersifat qidam dan baqa, tiada permulaan dan tiada berakhir, tetapi zat Ahriman ialah ada permulaannya da nada akhirnya, dan Ahriman bukan makhluk dari Ahura Mazda.
Penganut agama ini disebut pemuja api, sebab dalam gerejanya selalu tersimpan api yang terus menerus menyala.
Bagi mereka api itu suci, tetapi bukan api saja yang suci, air dan tanahpun suci dan kudus. Bila seseorang meninggal, jenazahnya tidak dibakar seperti kebiasaan bangsa Hindu karena takut membuat api yang suci itu menjadi kotor. Tidak pula boleh dilempar didalam laut dan dikubur dalam tanah, karena takut tanah dan air yang sucui itu menjadi kotor.
Mereka meletakkan jenazahnya diatas menara yang tinggi yang disebut menara Diam (Tower of silence), disitulah mayat ditinggalkan hingga habis dimakan burung dan tinggal tulang-tulangnya saja.
Diantara pelajaran Zoroaster yang penting ialah: sebaik-baik pekerjaan dan amal manusia ialah bertani dan beternak. Ia mengajar rakyat supaya giat bekerja sehingga ia melarang umatnya berpuasa, sebab puasa dapat dianggap melemahkan bekerja. Mereka sangat benci kepada orang yang hanya mau meminta pembagian hasil pekerjaannya. Karena itu mereka memuja Ahura Mazda, bukan untuk dapat ke Nirwana, melainkan untuk panen mereka agar berlimpah-limpah atau mencari kemenangan atas musuhnya.
Kepercayaan lainnya ialah bila sampai saatnya dating hari kiamat, manusia menerima balasan, mereka melalui jembatan Tjinwat, yaitu bila seseorang jahat, jatuhlah ia dari jembatan dan masuklah keneraka, dan jika seseorang itu tulus, maka dapat melintasi jembatan itu dengan selamat terus ke surga.
Semua roh yang jahat adalah makhluk Ahriman yang akhirnya dapat dibinasakan oleh Ahura Mazda, sehingga kelak dunia ini menjadi suci tak kena rusak dan mati, dan sempurnalah dunia ini kekal abadi selamanya.

5.      KITAB SUCINYA
Sebagai bahan pertama untuk mengetahui agama ini, hanyalah sebuah kitab yang diberi nama Zendavesta. Kitab ini ditulis oleh Zarathustra pada masa hajatnya, dan kitab ini berisi:
1.      Nyanyian-nyanyian
2.      Doa untuk sembahyang dan melakukan adat istiadat
3.      Upacara-upacara berqurban dan sajian
4.      Peraturan-peraturan dan Undang-undang.
Menurut cerita mereka, bahwa pada zaman Iskandar Agung, raja Macedonia menaklukkan Persia (tiga abad setelah Zoroaster meninggal dunia) dia membakar kitab Zendavesta (avestas) dan mengganti agama Zoroaster dengan agama Yunani pada waktu itu, tapi tidak semuanya musnah.
Ketika penjajahan Yunani berakhir pada tahun 256 s.M. berdirilah pemerintahan raja Parthia, salah seorang rajanya mengumpulkan tulisan-tulisan yang masih ketinggalan dan menambah bagian-bagian yang musnah dari hafalan para pendeta-pendetanya. Oleh karena itu Zendavesta yang sekarang masih ada, menurut penyelidikan para ahli, tidak asli lagi melainkan ada pengaruh-pengaruh dari pengikut-pengikutnya dua atau tiga abad sesudah Zarathustra.
Mulai-mula kitab ini memakai bahasa Zend asli (Bahasa Persia Kuno), tetapi karena memakai bahasa ini makin lama makin tidak dapat dimengerti orang maka pada waktu pemerintahan Daulah Sasanid (218-638) diusahakan terjemahannya dan keterangannya dalam bahasa Pahlevi (Bahasa Persia Pertengahan). Demikian maka Zendavesta

6.      AJARAN AKHLAK DAN AMAL
Pelajaran akhlak dan amal dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Harus taat menyembah Ahura Mazda, berbuat baik kepada Zarathustra, setia kepada undang-undang, serta memberikan qurban dan sajian-sajian dan amal ibadah lainnya.
  2. Merencanakan pekerjaan agama ini dengan mengembangkan kebaikan dan melenyapkan sekalian kejahatan.
  3. Segala pembunuhan terhadap apa saja yang dilakukan serta merampok, mencuri, menjarah dan sebagainya dipandang dosa besar dan akan mengakibatkan siksa dihidup kemudian. Karena itu maka orang yang melakukan dosa-dosa itu harus bertaubat membersihkan diri dan menjalani hukuman. Taubat ialah memberihkan diri dari dosa dengan melakukan amalan yang baik-baik dan membaca mantera-mantera yang panjang.
Hukuman ada bermacam-macam dan bertingkat-tingkat, misalnya hukuman pukul, 5 sampai 1000 pukulan.
Hokum bunuh dikenakan kepada yang menjalankan sodomi, menyamun, membakar mayat atau membiarkan mayat ditanah sampai lebih dua tahun.
Adat istiadat dan upacara perkawinan, memelihara mayat dan menjalankan upacara qurban, dilakukan dan menjadi kawajiban para para pendeta. Api yang selalu menyala ditempatkan dicandi Bahram.
Mayat dianggap majis karena itu tidak boleh seorangpun menyentuh atau membawa mayat, kecuali pendeta atau orang yang ditentukan tugasnya memelihara dan membawa mayat kedacha atau Menara Diam (Tower of silence).

7.      KEPADA KEYAKINAN MALAIKAT
Agama Zoroaster mempelajari adanya beberapa malaikat yang diberi tugas untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Dr. Ghallab menerangkan bahwa dalam Zendavesta ada diterangkan tentang beberapa malaikat wazir dari Ahura Mazda. Malaikat itu memegang jabatan-jabatan khusus yaitu:
  1. Pikiran yang baik
  2. Keutamaan
  3. Pekerjaan yang disenangi
  4. Melepaskan hak dengan suka rela
  5. Kesehatan dan
  6. keabadian
disamping itu ada beberapa malaikat lainnya untuk melakukan berbagai urusan seperti akhlak dan kebendaan. Lama-kelamaan jumlah malaikat itu makin banyak, hingga agama ini menyerupai agama sebelumnya. Api, angin, air dan tanah dipuja lagi; matahari, bulan dan malaikat dianggap Tuhan. Tetapi semua pujaan itu tetap dibawah kekuasaan Ahura Mazda sebagai kekuasaan tertinggi.
Berbarengan dengan adanya malaikat yang baik. Ada pula roh-roh jahat yang dikepalai oleh Ahriman yang menjelma menjadi ular, katak atau binatang yang jelek bentuk rupanya. Lama kelamaan keyakinan itu berubah lagi bahwa roh-roh yang jahat itu ialah malaikat yang mengatur keburukan yang jumlahnya sama dengan malaikat yang mengatur kebaikan.

8.      ROH DAN ALAM AKHIRAT
Dalam ajaran Zoroaster manusia itu terdiri dari tubuh dan roh. Tubuh tersusun dari daging, tulang, tenaga hidup dan rupa. Roh terdiri dari lima bagian yaitu:
  1. Jiwa, akal dan ilham
  2. Agama, hati kecil dan wahyu
  3. Perasaan dan perasaan batin
  4. Roh yang sangat halus
  5. Roh dari langit yaitu hakikat manusia yang sebenarnya.
Apabila seseorang meninggal dunia, rohnya tidak langsung meninggalkannya, tetapi berada di dekatnya selama 3 hari. Kalau roh itu roh orang suci datanglah angin yang wangi membawa roh itu kepada seorang gadis cantik, dan kalau dia roh dari orang jahat, datanglah angina busuk. Perempuan cantik dan buruk itu gambaran amalannya didunia.
Perempuan-perempuan itu membawanya kemuka pengadilan untuk ditimbang amalnya, kemudian setelah selesai terus menanti kejembatan yang disebut tjinwat. Bagi mereka yang baik terus kesurga dan orang yang jahat terus keneraka. Artinya bagi yang baik akan hidup bersama Ahura Mazda dan yang jahat akan hidup bersama Ahriman yaitu kegelapan. Bagi orang yang sama-sama beratnya antara kejahatan dan kebaikannya akan ditempatkan lebih dahulu antara langit dan bumi sambil menunggu keputusan atas dirinya.


PANDANGAN ISLAM DAN ULASAN
1.      Zarathustra hidup pada zaman sebelum pintu kenabian tertutup. Maka ada orang berpendapat: Besar kemungkinan bahwa Zoroaster pada mulanya adalah agama yang berdasarkan wahyu Ilahi.
Dalam Al-Qur'an s.Yunus 47 Tuhan berfirman: "Walikulli ummatin rasulun" artinya: "Untuk tiap-tiap ummat itu ada rasul". Dan lagi dalam s.Al-Mukmin ayat 78 Tuhan berfirman yang artinya: "Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum engkau, diantaranya ada yang Kami ceritakan riwayatnya dan diantaranya ada yang tidak Kami ceritakan kepada engkau".
Tetapi pada zaman sekarang ajaran Zarathustra yang asli sudah tidak ada lagi, yang ada hanya pengajaran beliau yang sudah rusak dan dikotori tangan manusia seperti halnya agama Yahudi.
2.      Orang Majusi tidak menyembah berhala, dan mengaku sebagai muwahhidin (monotheist). Tapi dalam candi mereka, terdapat "api" yang walaupun mereka mengaku tidak menyembah api dan menganggap matahari sebagai sumber cahaya dan api sebagai lambing Ahura Mazda, namun memuliakan sesuatu sampai melampaui batas, berarti juga mempertuhan barang itu, yang dengan sendirinya tidak sesuai dengan ajaran Islam. Orang Majusi dikenal orang, sebagai "Fire workshipper" (penyembah api).
3.      Dengan faham dualism yang masing-masing mempunyai kekuasaan sendiri-sendiri, berarti mengurangi sifat ke-Maha-Kuasaan Allah dan Esaan Allah. Oleh karena itu pengajaran Majusi tentang ketuhanan dapat dianggap bukan monotheisme murni, tetapi samatjam monotheisme (yakni pertengahan antara monotheisme dengan polytheisme).

No comments:

Post a Comment

MAGANG DI DAIHATSU KYUSHU JEPANG

Ohayou gozaimasu… Konnichiwa… Konbanwa… bagi minnasan semuanya, gak kerasa ya udah lama banget gak posting dimari. Ini blog udah k...