KENAPA SUKA BANGET SAMA CHELSEA???
Kenapa suka banget sama Chelsea? Mungkin pertanyaan itu yang
temen-temen gue tanyain ke gue selama ini. Ya… mungkin ini sudah takdir gue
untuk menjadi seorang The Real Tueblue. Awal kisah gue suka sama Chelsea adalah
saat menonton Liga Premier Inggris musim 2004-2005. Saat itu gue masih kelas 4
SD kalo gak salah dan belum terlalu seneng sama yang namanya bola, tapi saat
itu adalah saat dimana kehidupan gue berubah 180 derajat menjadi seseorang yang
gila bola, saat itu gue gak sengaja menonton pertandingan pembuka BPL antara
Chelsea vs Manchester United yang dulu ditayangkan di TV7. Pertandingan dimulai
dan gue pun menonton dengan santai #maklum belum tau bola, tapi gue ingat
benget saat itu seorang pemain yang pake saragam biru memasukkan bola ke gawang
tim yang pake seragam merah, saat itu gue gak tau namanya yang nyetak gool.
Tapi ada satu pemain Chelsea bernomor punggung 8 yang menurut gue yang saat itu
belum ngeh tentang bola bermain dengan apik, gue ingat banget namanya, FRANK
LAMPARD. Ya.. Lampard, saat itu gue belum suka sama Chelsea tapi gue suka sama
Lampard, setelah pertandingan yang akhirnya dimenangkan Chelsea 1-0 tersebut
gue penasaran dengan yang namanya Lampard, dan saat itu gue jadi suka nonton
acara One Stop Football yang dalam suatu sesi mengupas tuntas seorang Lampard,
wahh jagoan gua nih #pikirku. Dan saat gue selalu mengupdate berita tentang
Lampard yang secara tidak langsung juga mengupdate Chelsea. Pokoknya setiap ada
Lampard pasti ada Chelsea, begitu juga sebaliknya, dan gue pun selalu menonton
setiap Chelsea bertanding karena gue udah jadi fans Lampard, dan akhirnya
kesukaan gue terhadap Lampard membuat gue secara otomatis juga suka terhadap
tim Lampard yaitu Chelsea. Dan saat itu juga gue memproklamirkan diri sebagai
fans Chelsea #ceileeeeh. Saat gue diajak bapak ke Alon-alon waktu itu gue minta
dibeliin jersey Chelsea dgn nama Lampard di punggung. Saat Chelsea maen gue
selalu make jersey itu, biar lebih greget nontonnya :D Dan semakin berjalannya
waktu kecintaan gue terhadap Chelsea semakin dalam, sampai sekarang sudah
hamper 10 tahun gue menjadi fans berat Chelsea, banyak suka duka menjadi fans
bola, kemenangan membuat kita bangga, tapi kalo kalah siap-siap diejek
habis-habisan di sekolah atau di kampus. Pokoknya ada satu pepatah untuk
anda-anda yang maniak bola. Gunakan
kemenangan tim jagoan anda dengan mengejek fans tim lain yang kalah sebelum
anda diejek fans tim lain saat tim jagoan anda kalah. Tidak broooo, itu
hanya gurauan, sesame fans harus saling respect! Betul kagak???
Betulllllllllll……
Dan selama 10 tahun gue jadi fans Chelsea banyak banget
kejadian-kejadian yang begitu membekas, mulai dari saat Chelsea mengunci juara
BPL musim 2004-2005 ketika Chelsea menang 0-2 di kandang Bolton dimana Lampard
memborong 2 gool dan menjadi topskor Chelsea dengan 25 gool(gool yang fantastis
untuk seorang gelandang) dan juara dengan perolehan poin tertinggi sepanjang
sejarah BPL yakni 95 poin(rekor yang masih bertahan sampai detik ini), juga saat
Chelsea mempertahankan gelar di musim 2005-2006 dimana pertandingan penentu
adalah saat Chelsea mengalahkan Manchester United 3-0 di Stamford Bridge dimana
gool-gool dicetak William Gallas, Joe Cole, dan Ricardo Carvalho. Juga kenangan
menyedihkan saat Chelsea ditinggal The Special One Jose Mourinho yang saat itu
pergi akibat berselisih dengan sang pemilik Chelsea Roman Abramovich. Juga
kenangan pahit saat final Liga Champions 2008 yang mempertemukan All English
Final antara Chelsea vs Manchester United, MU unggul lebih dulu di menit 28
lewat Cristiano Ronaldo dan dibalas Frank Lampard di menit 45. Hingga 90 menit
usai skor tetap 1-1 dan pertandingan dilanjutkan ke 2x15 menit. Menjelang laga
usai striker Chelsea Didier Drogba diusir wasit akibat menampar bek MU Nemanja
Vidic, hingga akhir skor tetap 1-1 dan penentuan juara terpaksa ditentukan
lewat drama adu penalty. 2 penendang pertama masing-masing kubu sukses
menjalankan tugasnya yaitu Michael Ballack dan Julliano Belleti di kubu Chelsea
dan Carlos Tevez dan Anderson di kubu MU, penendang ketiga Chelsea Frank
Lampard juga sukses menjalankan tugasnya tapi penendang ketiga MU yaitu Ronaldo
gagal karena tendangannya ditepis Petr Cech. Penendang ke empat masing-masing
tim juga sukses, satelah itu penendang kelima MU kembali sukses, hingga
akhirnya penendang terakhir dari Chelsea yaitu sang kapten John Terry, jika
masuk berarti Chelsea juara, namun apa yang terjadi sungguh diluar dugaan,
Terry terpeleset dan tendangannya membentur tiang gawang dan keluar. Kegagalan
Terry membuat mental penggawa Chelsea ambruk dan bisa dimanfaatkan MU dengan
baik yang akhirnya memenangkan adu penalty dan piala UCL jatuh ke tangan MU.
Setahun berikutnya Chelsea menjadi korban ketidak adilan seorang wasit bernama
Tom Henning Ovreboo asal Norwegia, ketika itu dalam partai semifinal Liga
Champions 2009 antara Chelsea vs Barcelona, saat leg pertama di Camp Nou skuad
asuhan Guss Giddink sukses menahan imbang tanpa gol tuan rumah, Chelsea pun
menatap leg kedua yang berlangsung di Stamford Bridge dengan optimisme tinggi,
benar saja, baru 9 menit berjalan Michael Essien sudah membawa Chelsea unggul
lewat sepakan voly nya. 1-0 Chelsea memimpin secara agregat. Permainan disiplin
Chelsea mampu membuat penggawa Barcelona frustasi, namun tampaknya malam itu
dewi fortuna tak menaungi kubu London Biru, sangat terlihat dengan
keputusan-keputusan wasit yang bias dikatakan sebuah skandal besar tahun itu,
dimulai dari insiden tarikan Eric Abidal kepada Didier Drogba di kotak penalty,
wasit tak menganggap itu sebagai sebuah pelanggaran, kemudian ketika Yaya Toure
menarik Drogba di kotak penalty, wasit kembali tak menganggap itu sebuah
pelanggaran, lalu ada insiden Florent Malouda yang dijatuhkan Dany Alves di
kotak penalty, dan wasit kembali tak menggubrisnya, lalu ada handball yang
sangat jelas oleh Gerrard Pique yang lagi-lagi diabaikan oleh wasit, dan
nampaknya kesialan Chelsea memuncak saat Iniesta mencetak gol penyeimbang di
masa injury time babak kedua, 1-1 agregat dan Barca bias lolos ke final dengan
skor itu, dan menjadi penutup skandal malam itu adalah saat Chelsea memperoleh
sepak pojok di detik-detik akhir, bola di eksekusi Frank Lampard dan jatuh
tepat di depan Michael Ballack, Ballack menendang dan bola dengan sangat jelas
mengenai tangan Samuel Eto’o. Dan Ovreboo kembali tak menganggap itu sebuah
handball. Skor akhir dan agregat 1-1 dimana Barcelona lolos ke final dengan
keunggulan gol tandang. Kenangan manis hadir saat musim 2009 2010 dimana
Chelsea yang ditangani Carlo Ancelotti mampu meraih double winner dengan
menjuarai BPL dan FA Cup. Di BPL sendiri Chelsea asuhan Don Carlo merajai
Britania dengan juara ples torehan rekor 103 gol #rekor yang juga masih
bertahan sampai detik ini. Juara terasa sempurna lantaran Chelsea di musim itu
berhasil mengalahkan semua anggota Big Four saat itu kandang-tandang yaitu
Manchester United (1-0 kandang, 1-2 tandang), Arsenal (2-0 kandang, 0-3
tandang), dan Liverpool (2-0 kandang, 0-2 tandang). #fantastic!!! Di FA Cup
sendiri Chelsea berhasil mengalahkan Portsmouth dengan skor tipis 1-0 di
Wembley. Tahun bersejarah bagi Chelsea J namun di musim berikutnya Ancelotti
harus rela lengser dari jabatannya akibat gagal mempersembahkan 1 tropy pun
untuk Chelsea. King Carlo pergi dan datanglah seorang pria jenius #katanya dari
Portugal yang di gadang-gadang The Next Special One, ya… Andre Villas-Boas, AVB
biasa dipanggil menjalani musim yang sangat berat di Chelsea, salah satu
masalah terbesarnya adalah factor usia (AVB 34 tahun saat itu) yang sepantaran
dengan para penggawa senior Chelsea macam John Terry (32 tahun), Frank Lampard
(34 tahun), dan Didier Drogba (34 tahun). Karir AVB pun cukup singkat, setengah
musim lebih. Dan dia meninggalkan Chelsea dalam keadaan kritis, posisi 6 di
BPL, imbang 1-1 melawan Birmingham di FA Cup yang mengharuskan Chelsea
menjalani laga ulangan yang berat di kandang Birmingham, dan tertinggal agregat
1-3 dari Napoli di Liga Champions. Lalu datanglah sosok dari internal Chelsea
yang tak begitu terkenal namun adalah seorang Chelsea sejati, seorang legenda
klub, ya…. Roberto Di Matteo. Bal seorang magician Pak Ogah biasa dipanggil
merubah Chelse yang dalam keadaan sekarat menjadi seperti Chelsea yang kembali
disegani. Mulai dari partai BPL pertamanya kontra Stoke City yang
dimenangkannya 1-0, dilanjutkan dengan kemenangan atas Birmingham 0-2 yang
membuat Chelsea lolos ke babak selanjutnya, dan puncaknya ketika membalikkan
ketinggalan 1-3 atas Napoli menjadi kemenangan 4-1 yang membuat agregat menjadi
5-4 untuk Chelsea, Chelsea pun lolos dari lubang jarum. Dongeng tentang Di
Matteo pun berlanjut, Chelsea berhasil mencapai final FA Cup melawan Liverpool,
pertandingan akhirnya berhasil dimenangkan Si Biru dengan skor 2-1. Di Liga Champions sendiri Chelsea mencapai
babak semifinal dimana harus berhadapan dengan raksasa Catalan Barcelona, leg
pertama berlangsung di Stamford Bridge, media-media pun memprediksi final sudah
jadi milik El Barca, namun spirit Chelsea mementahkan segala prediksi, dengan
pertahanan yang kokoh Barca tak mampu menjebol gawang Petr Cech, dengan total
shoot yang mencapai 20 tembakan tak ada satu pun yang bersarang di jala Cech,
sebaliknya Chelsea menunjukkan betapa efektifnya mereka, dengan tendangan ke
gawang yang hanya 1 (satu) Chelsea mampu mencetak gol lewat sontekan Didier
Drogba. Pertandingan pun berakhir dan Chelsea terbang ke Catalan dengan
keunggulan agregat 1-0. Di Camp Nou sendiri seperti yang sudah diprediksi
banyak orang Barca kembali menggempur pertahanan Chelsea dengan Tiki-Takanya.
Pertahanan Chelsea pun jebil juga lewat sontekan Sergio Busquet, petaka bagi
Chelsea kembali dating saat sang kapten John Terry mendapat kartu merah dari
wasit Cuneyt Cakir dari Turki yang membuat Chelsea harus bermain dengan 10
pemain di sisa waktu, public Camp Nou pun berfikir tim kesayangannya akan
menang besar, benar saja, tak berapa lama kemudian Barca kembali menambah
keunggulannya menjadi 2-0 lewat plessing rendah Iniesta, 2-1 Barca unggul
secara agregat. Namun ternyata mental penggawa Chelsea sudah ditempa laksana
baja, lewat satu serangan saja, Ramires yang menerima umpan terobosan Lampard
mampu mengelabuhi Victor Valdes dengan gol chip cantik. 2-2 secara agregat. Di
awal babak kedua Barca yang langsung menggempur langsung mendapatkan hadiah
penalty akibat Drogba yang dituding melanggar Fabregas, padahal dalam tayangan
ulang terlihat bahwa tak ada kontak antara Drogba dan Cesc, sang eksekutor
adalah pemain #yang katanya terbaik di dunia Lionel Messi. Perlu dicatat bahwa
Messi ini belum pernah sekalipun menjebol gawang Chelsea, jika dia berhasil
maka dia akan pecah telor, namun ternyata keberuntungan mulai berpihak kepada
Chelsea, tendangan keras Messi menerpa mistar gawang. Telor Messi pun belum
pecah #hahaha (tertawa jahat :D) setelah penalty itu serangan Barca semakin
membabi buta karena mereka sadar butuh 1 gol untuk lolos ke final, namun
nampaknya final lebih menginginkan Chelsea, lewat kemelut di depan gawang
Chelsea, Aslhey Cole menyapu bola ke depan, dan tak disangka sangka sudah ada
seorang Fernando Torres disana, Torres yang berlari sendirian mampu mengecoh
Valdes sebelum melakukan tendangan pelan mematikan ke gawang Barca, 3-2 Chelsea
unggul dan Chelsea pun lolos ke final dan akan berhadapan dengan Bayern Munich.
Perlu dicatat bahwa di BPL Chelsea hanya mampu finish di posisi ke 6 sehingga
harusnya Chelsea tak akan bermain di UCL musim selanjutnya, namun menurut
peraturan UEFA yang menyatakan bahwa juara bertahan UCL bisa bermain di musim
selanjutnya membuat Chelsea bersemangat untuk menjuarai kompetisi ini untuk
pertama kalinya. Namun butuh usaha ekstra keras untuk mewujudkannya, apalagi
final digelar di kandang Munchen di Allianz Arena. Seperti yang sudah
diprediksi banyak orang dan juga media, Bayern akan langsung mengurung Chelsea,
tetapi Chelsea mampu bertahan dari serangan bertubi-tubi Bayern, namun pada
menit 81 pertahanan Chelsea jebol juga lewat tandukan Thomas Muller, sebuah gol
yang menurut pribadi saya saat itu sudah membunuh harapan Chelsea untuk
menjuarai kompetisi ini, namun ternyata saya salah, spirit Chelsea tak se-cemen
itu, lewat usaha dan kerja keras #dan juga sedikit keberuntungan, Chelsea yang
memperoleh sepak pojok pertama sepanjang pertandingan itu di menit 88 mampu
menyamakan kedudukan 1-1 lewat tandukan keras King Didier Drogba, harapan pun
muncul. Dan hingga 90 menit pertandingan skor 1-1 tetap bertahan yang memaksa
diadakan babak tambahan 2x15 menit. Di awal-awal babak extra time Bayern
mendapat hadiah penalty saat Franc Ribery dijatuhkan Drogba di kotrak
terlarang, sang eksekutor Arjen Roben berhadapan dengan Petr Cech, dan sekali
lagi nampaknya Dewi Fortuna berpihak ke Chelsea lantaran tendangan keras Roben
ke pojok kiri bawah Petr Cech mampu ditahan Cech dengan baik, #horas :D pasca
penalty tersebut Bayern kembali mengurung pertahanan Chelsea namun tak ada yang
berbuah gol yang membuat juara harus ditentukan lewat drama adu penalty.
Penendang pertama Bayern sang kapten Philip Lamp mampu menjebol jala Cech
meskipun Cech berhasil membaca arah bola, penendang pertama Chelsea Juan Mata
ternyata gagal menaklukan Manuel Neuer, penendang kedua Bayern Mario Gomez juga
berhasil menjebol gawang Cech, begitu juga David Luiz untuk Chelsea, penendang
ketiga Bayern ternya sang kipper si Neuer dan berhasil juga membobol gawang
Cech, dan langsung dibalas oleh Frank Lampard, skor sementara 3-2 untuk Bayern,
penendang ke empat Bayern Ivica Olic maju dan yesssss….mampu ditepis Cech, skor
menjadi 3-3 saat Cole berhasil memperdaya Neuer, penendang kelima Bayern pun
maju dan ekspresi tegang tergambar di wajahnya, benar saja tendangannya
berhasil di tip Cech sebelum menerpa tiang gawang. Kini harapan saya dan fans
Chelsea di seluruh dunia pun ada di pundak Didier Drogba, Drogba maju dengan
tenang, cmon Didier! Drogba shoot dan
goooooooooooooooooooooooooooollllllllllllllllllllllllllllllllll!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
teriak saya waktu itu dan tentunya fans Chelsea di seluruh dunia. Chelsea pun
juara Liga Champions untuk pertama kalinya sepanjang sejarah yang membuat saya
nangis terharu waktu itu. Next UEFA Champions Leagua, Here We Go!
Cerita pun berlanjut mulai dari dijadikannya Di Matteo
menjadi manager setelah sebelumnya hanya menjadi caretaker. Yang akhirnya Di
Matteo juga dipecat akibat serentetan hasil minor. Setelah itu fans Chelsea
dibuat berang dengan keputusan manajemen Chelsea yang mengontrak Rafa Benitez
sebagai manajer sampai akhir musim. Meskipun sempat dimusuhi fans Chelsea
akibat kejadian di masa lalu sewaktu Rafa melatih Liverpool Benitez tetap mampu
mempersembahkan Tropy #memalukan Europa League. Rafa Benitez pergi dan
datanglah sosok yang begitu dicintai public Stamford Bridge, siapa lagi kalau
bukan Jose Mourinho. Namun musim pertama di Chelsea tak berjalan lancer karena
Chelsea gagal memenangkan 1 tropy pun. Namun hal ini tak perlu dirisaukan
karena Chelsea masih dalam masa transisi dan barisan striker yang mandul. Musim
2014-2015 pun dimulai dan Mourinho berhasil menambal kekurangan di musim
sebelumnya. Mou membuang ketiga strikernya, Torres, Ba, dan Eto’o pergi dan
datanglah predator La Liga Diego Costa, sang legenda yang pulang Didier Drogba,
dan striker lumayan Loic Remy. Mou juga mendatangakan maestro lini tengah Barca
Cesc Fabregas untuk menggantikan Frank Lampard yang secara mengejutkan hengkang
ke Man City dengan status pinjaman dari New York City FC. Mou juga menarik
pulang kipper yang dipinjamkan ke Atletico Madrid Thibaut Courtois yang
akhirnya mampu menggeser Petr Cech sebagai kipper utama Chelsea. Chelsea pun
tampil digdaya di musim ini dengan terus berada di puncak klasemen BPL meskipun
mulai dikejar oleh Man City. Dan mari kawan-kawan Trueblue kita berdoa semoga
tim kesayangan kita Chelsea mampu menyapu bersih semua tropy musim ini. BPL,
FA, COC, UCL. Difficult but Impossible is Nothing.
KEEP THE BLUE FLAG FLYING HIGH